Hipotermia adalah keadaan dimana tubuh merasa teramat sangat kedinginan. Kedinginan yang teralu lama bisa menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah mengerut dan memutus aliran darah yang menuju ke hidung, telinga, jari tangan dan jari kaki. Hal ini di sebabkan karena terlalu lama menahan dingin, apalagi dalam keadaan cuaca yang berangin dan hujan sehingga menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh terganggu.
|
Gambar : Orang dalam keadaan Hipotermia |
Gejala dan Indikasi Penyakit Hipotermia :
- Hipotermia diawali dengan gejala kedinginan seperti biasa, dari badan gemetaran menahan dingin sampai gigi bergetar (istilah lainnya kedua permukaan gigi atas dan bawah saling bersinggungan) karena tidak kuat menahan dingin.
- Bila tubuh korban dalam keadaan basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.
- Selain itu bila angin bertiup kencang, maka pendaki akan cepat sekali kehilangan panas tubuhnya. Jadi kalau badan dalam keadaan basah kuyub kehujanan dan angin bertiup kencang, maka potensi hipotermia menjadi “paradoxical feeling of warmt” akan semakin cepat terjadi.
- Puncak dari gejala Hipotermia adalah korban tidak lagi merasa kedinginan, tapi dia malah merasa kepanasan (dalam bukunya Norman Edwin disebut “paradoxical feeling of warmt” kalau tidak salah). Oleh karena itu si korban akan melepas bajunya satu per satu sampe bugil dan tetap masih merasa kepanasan.
- Hipotermia menyerang saraf dan bergerak dengan pelan, oleh karena itu sang korban tidak merasa kalo dia menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa menahan kedinginan sampai malah merasa kepanasan di tengah udara yang terasa membeku, korban biasanya tidak sadar kalau dia telah terserang hipotermia. Dalam hal ini kawan seperjalanan (terutama team leader atau kawan pendaki yang lebih pengalaman) sangat penting artinya untuk mengawasi apakah kawan-kawan kita ada yang sakit (hipotermia, frostbite, mountain sickness, stress, dll). Jadi kalau ada kawan-kawan seperjalanan kita mulai bertingkah aneh-aneh yang di luar kebiasaannya, maka kita patut curiga dan waspada ada apa dengan dia dan tentu saja perlu segera memeriksa atau menanyai apakah dia masih “sadar” atau tidak.
- Dalam kasus penderita hipotermia yang sampai pada taraf “paradoxical feeling of warmt” selain merasa kepanasan dia juga terkena halusinasi. Akan tetapi, dalam banyak hal lainnya, halusinasi juga telah terjadi walau si korban tidak sampai mengalami “paradoxical feeling of warmt”. Yang jelas, ketika si korban hipotermia sudah kehilangan “kesadaran”, maka dia akan mudah terkena halusinasi. Dan faktor halusinasi ini yang sangat berbahaya karena korban akan “melihat bermacam-macam hal” dan dia akan mengejar apa yang dilihatnya itu tanpa menghiraukan apa-apa yang ada di hadapannya. Jadi tidaklah mengherankan kalau banyak korban hipotermia ditemukan jatuh ke jurang dlm kondisi telanjang bulat dan telah meninggal dunia.
- Lalu bagaimana cara mengatasi kalo ada kawan kita yg terkena hipotermia? Kalo taraf hipotermianya ringan masih mudah ditangani, tapi kalo sudah mulai bertelanjang dan berlari-larian atau berteriak-teriak mengejar halusinasinya akan susah sekali penangannya. Yang mudah dan praktis adalah melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit hipotermia.
Tindakan Pencegahan Penyakit Hipotermia
- Bila kita melakukan kegiatan luar ruangan (pendakian gunung khususnya) pada musim hujan atau di daerah dengan curah hujan tinggi, maka membawa ponco/raincoat adalah suatu keharusan. Selain membawa jas hujan, pakaian hangat (jaket tahan air dan tahan angin, kalau perlu) dan pakaian ganti yang berlebih dua atau tiga stel, serta kaus tangan dan kerpus/balaclava/topi ninja juga sangat penting. Perlengkapan yang tidak kalah pentingnya adalah sepatu pendakian yang baik dan dapat menutupi sampai mata kaki, jangan pakai sandal gunung atau bahkan jangan pakai sandal jepit. Naik gunung pada musim hujan bukan untuk gagah-gagahan aja.
- Bawa makanan yang cepat dibakar menjadi kalori, seperti gula jawa, kacang, coklat dll. Dalam perjalanan banyak “ngemil” untuk mengganti energi yg hilang.
- Bila angin bertiup kencang, maka segeralah memakai perlengkapan pakaian hangat, seperti jaket, kerpus/balaclava dan kaus tangan. Kehilangan panas tubuh akibat faktor “wind cill” tidak terasa oleh kita, dan tahu-tahu kita sudah jatuh sakit.
- Bila hujan mulai turun bersegeralah memakai jas hujan, jangan menunggu hujan menjadi deras. Cuaca di gunung tidak dapat diduga. Hindari pakaian basah kena hujan.
- Bila merasa dirinya lemah atau kurang kuat dalam tim, sebaiknya terus terang pada team leader atau anggota seperjalanan yang lebih pengalaman utk mengawasi dan membantu bila dirasa perlu.
Print
PDF
Blogger
Google+
Facebook
Twitter